1. Adanya ikatan-ikatan perasaan yang erat dalam bentuk kasih sayang, kesetiaan, dan
kemesraan dalam melakukan interaksi sosial yang diwujudkan dalam bentuk saling
tolong menolong tanpa pamrih-pamrih tertentu.
2. Adanya orientasi yang bersifat kebersamaan (kolektifitas) sehingga jarang terdapat
perbedaan pendapat.
3. Adanya partikularisme, yakni berhubungan dengan perasaan subjektif dan perasaan
kebersamaan. Dengan demikian, dalam masyarakat pedesaan terdapat ukuran-ukuran
(standar) nilai yang bersifat subjektif yang didasarkan pada sikap senang atau tidak
senang, baik atau tidak baik, pantas atau tidak pantas, diterima atau tidak diterima, dan
lain sebagainya.
4. Adanya askripsi yang berhubungan dengan suatu sifat khusus yang diperoleh secara
tidak sengaja, melainkan diperoleh berdasarkan kebiasaan atau bahkan karena suatu
keharusan. Itulah sebabnya masyarakat pedesaan sulit berubah, cenderung bersifat
tradisional dan konservatif yang disebabkan oleh adanya sikap menerima segala sesuatu
sebagaimana apa adanya.
5. Adanya ketidakjelasan (diffuseness) terutama dalam hal hubungan antarpribadi
sehingga masyarakat pedesaan sering menggunakan bahasa secara tidak langsung
dalam menyampaikan suatu maksud.
No comments:
Post a Comment