Apa saja macam kepercayaan yang ada di Indonesia?

 on Tuesday, 26 August 2014  

Animisme berasal dari kata anima yang berarti nafas atau nyawa. Menurut E.B. Tylor, animisme adalah bentuk agama yang tertua. Ada beberapa macam kepercayaan pada bangsa primitif di Indonesia. Misalnya kepercayaan terhadap kekuatan yang dimiliki manusia baik yang telah meninggal atau yang masih hidup dan kepercayaan terhadap segala benda yang ada di sekitarnya.

a. Ruwatan pada Masyarakat Jawa
Ruwatan adalah upacara pengusiran roh yang berlaku pada suku bangsa Jawa. Tujuannya untuk membebaskan korban atau calon korban agar tidak dimangsa Batara Kala. Pelaksanaan ritual
ini didasarkan pada lakon wayang Murwakala, sebuah naskah lama yang diambil dari kitab Tantu Panggelaran pada akhir abad XV. Orang atau anak yang diancam Batara Kala memiliki ciri-ciri
tertentu. Biasanya anak yang menempati posisi khusus dalam sebuah keluarga. Misalnya, anak tunggal, anak kandung lima sampai enam bersaudara atau yang dikenal dengan sendang kapit pancuran (anak perempuan di antara dua anak laki-laki dalam satu keluarga), pancuran kapit
sendang (anak laki-laki di antara dua anak perempuan), dan lain-lain. Anak-anak itu dalam budaya Jawa dikenal sebagai anak sukerta.

Upacara pengusiran roh jahat bisa dilakukan dengan menggelar wayang kulit dengan tema
Murwakala. Untuk melaksanakan upacara Murwakala, diperlukan persiapan yang matang agar terhindar dari segala pengganggu. Religi itu merupakan sesuatu yang  suci, sehingga diperlukan sesajen untuk disajikan kepada para dewa dan danyang penunggu tempattempat tertentu. Tokoh wayang yang akan digunakan dihias secara khusus dengan dilengkapi air suci dan kemenyan.
Tokoh wayang yang dipilih biasanya putera dan puteri Arjuna atau Bima, misalnya Wisanggeni. Selama pergelaran wayang Murwakala, batas antara dunia mistis dengan dunia nyata terhapus. Keluarga yang memiliki anak sukerto juga ikut menyatu dalam mitos.

b. Owasa pada Masyarakat Nias
Owasa adalah perayaan keselamatan yang dilaksanakan oleh bangsawan Nias. Status bangsawan Nias biasanya ditentukan oleh emas permata yang dimilikinya. Untuk menahbiskan kedudukannya,
bangsawan harus mengumpulkan babi dan menyembelihnya. Setelah menyelenggarakan upacara owasa, bangsawan akan memperoleh gelar baru dengan hak-hak istimewa. Gelar itu dalam masyarakat Nias disebut si’ulu. Dalam perayaan itu, setiap orang akan saling mengalahkan
dalam hal menyediakan hewan babi. Semakin banyak babi yang ia sediakan, semakin tinggi pula kedudukan dan martabat yang akan ia peroleh. Selanjutnya, daging babi yang telah disembelih
itu dibagikan kepada masyarakat sesuai dengan tingkat dan golongannya. Semakin banyak yang ia bagikan semakin terhormat pula ia di mata masyarakat.

c. Puliaijat pada Masyarakat Siberut
Masyarakat Siberut memiliki kepercayaan bahwa setiap benda, baik berbentuk manusia, hewan, tumbuhan atau benda lainnya, mempunyai jiwa (dalam bahasa setempat disebut dengan
simarege). Mereka percaya bahwa benda-benda itu memiliki kegunaan sendiri-sendiri dan harus digunakan sesuai dengan fungsinya. Oleh karena itu, segala ketentuan yang berkaitan dengan
benda tersebut harus dipatuhi. Apabila manusia melanggar ketentuan tersebut, kekuatan gaib yang ada pada benda tersebut (dalam bahasa setempat disebut bajou) akan bangkit. Kekuatan
yang bangkit inilah yang akan menyebabkan penderitaan (sakit, mati, dan lain-lain) pada manusia.
Oleh karena itu, mereka menyelenggarakan upacara yang berfungsi memanggil semua kekuatan yang baik dan mengusir segala kekuatan yang jahat. Untuk bisa melakukan upacara ini, masyarakat perlu bantuan para dukun. Upacara ini dalam kebudayaan setempat dikenal dengan puliaijat. Saat pelaksanaan upacara ini, masyarakat Siberut menghentikan seluruh aktivitas kehidupannya. Mereka mempersiapkan sebuah jamuan untuk diri dan jiwa mereka. Mereka mengundang roh leluhur sebagai tamu, meminta perlindungannya, dan menikmati pesat bersama.

Perayaan puliaijat dalam masyarakat Siberut terbagi menjadi beberapa tahap. Antara lain sebagai berikut.
1) Daging babi dibagi-bagikan pada suatu pesta besar keagamaan oleh para penghuni uma (rumah).
2) Pemimpin upacara memukulkan pelepah daun aren pada awal upacara, sebagai tanda
     kesatuan uma.
3) Seluruh peserta upacara berhias dengan menggunakan janur.
4) Para dukun mengusir kekuatan jahat dari dalam uma.
5) Para dukun mengundang arwah leluhur untuk bergabung  dengan yang masih hidup.

Pada akhir upacara, mereka meminta berkah kepada para roh
leluhur agar diberi kemudahan dalam berburu di tengah hutan.
Karena mereka yakin bahwa keberhasilannya dalam berburu sangat
ditentukan oleh kemurahan para roh tersebut.
Apa saja macam kepercayaan yang ada di Indonesia? 4.5 5 om Tuesday, 26 August 2014 Animisme berasal dari kata anima yang berarti nafas atau nyawa. Menurut E.B. Tylor, animisme adalah bentuk agama yang tertua. Ada beberapa m...


No comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.