Jelaskan Tema Literer dan Tema Nonliterer sebagai Gagasan Tari Tunggal?

 on Tuesday, 23 September 2014  

Tema Literer sebagai Gagasan Tari Tunggal
Pada sajian tari, akan sulit menangkap gambaran tariannya apabila hanya mengandalkan gerak sebagai bahasa komunikasi terhadap penonton. Latar belakang cerita sebuah tarian sangat penting karena dapat memberikan gambaran atau penjelasan kepada penonton. Ide (gagasan) dasar tarian ada pada tema literer, yaitu gagasan timbul untuk mewujudkan gambaran berdasar adanya hal-hal sebagai berikut:
• cerita pantun,
• legenda,
• dongeng,
• mitos,
• sejarah, dan lain-lain.

Apa yang dimaksud dengan tari tunggal? Ciri-ciri tari tunggal adalah sebagai berikut.
- Tarian ini dibawakan oleh seorang penari saja.
- Tarian ini menggambarkan salah satu tokoh dengan latar belakang sebuah cerita.
- Tarian ini membawakan karakter tokoh tertentu. Tari tunggal bisa jadi membawakan karakter tokoh cerita pantun, tokoh legenda di daerah Anda, yang menunjukkan salah satu kekhasan penyajiannya pada struktur koreogafi atau desain busana yang dikenakan. Jika ditelaah, tarian yang menggambarkan tokoh tertentu adalah gambaran tokoh yang disegani, dihormati, dipertuan atau tokoh raja-ratu sehingga desain busana merupakan wujud kemegahan, keagungan, yang dipertuan dari tokoh yang terlihat glamour.

Identitas lain adalah kaitan busana dengan karakter tokoh. Misalnya, untuk karakter halus, desain busana mengenakan kain dengan desain feminim lebih tajam, lipatan kain kecil, motif gambar dominan kecil, penggunaan warna sekunder lebih dominan (kuning, hijau, dan biru). Adapun tokoh berkarakter gagah mengenakan atasan terbuka (pria), dengan lepe (lipatan kain agak besar, motif gambar besar, warna yang kontras (merah, hitam) atau warna kuat. Anda dapat memperhatikan Tari Kandagan dan Tari Gatotkaca dari Jawa Barat, serta Tari Panji Semirang, Tari Margapati, Tari Dadung Gawuk, atau Tari Oleg Tambulilingan dari Bali.

Tema Nonliterer sebagai Gagasan Tari Tunggal
Tari yang bertema nonliterer merupakan tarian yang ide atau gagasannya muncul ketika jiwanya bersentuhan dengan kejadian alam atau perilaku manusia. Caranya, dengan meniru/ imitasi (gerak pantomim), dan mengeksplorasi (mencari gerak tari) gerak untuk mewakili perasaannya ke dalam karya tari. Mungkin Anda pernah menempuh perjalanan yang cukup jauh, misalnya ke luar kota. Di sepanjang perjalanan, banyak yang Anda lihat dan Anda alami. Anda melihat alam, pohon, binatang, laut, orang sedang berjalan, dan semua kegiatan manusia sehari-hari. Anda mungkin menemukan beberapa hal yang menarik perhatian Anda ketika di perjalanan tadi. Ketika sudah tiba di tempat tujuan, Anda ceritakan kembali kepada orang lain. Cerita itu tersusun sesuai daya ingat Anda, disampaikan dengan cara menurut orang yang mendengarnya–menarik. Barangkali hal itu karena cara Anda menyampaikannya mengesankan, sama berkesannya seperti ketika Anda melihatnya. Ilustrasi itu sebenarnya menuju suatu maksud bahwa untuk menciptakan sebuah karya tari perlu adanya rangsangan ide yang diwujudkan dalam bentuk proses kreativitas, berbekal pengalaman, wawasan, kemampuan, dan metode dengan bekal disiplin ilmu yang benar.

Bekal pengalaman, wawasan, dan kemampuan kita pada saat kreativitas sebuah karya seni tari akan diwujudkan menjadi sumber dan modal ketika kita memulainya. Tanpa bekal tersebut, kita tidak dapat berbuat sesuatu. Naluri untuk berkarya pun mungkin akan sulit untuk dimunculkan. Seseorang yang tidak mempunyai keterkaitan batin dengan seni tidak akan tergugah hatinya ketika melihat objek A. Adapun seseorang yang hidup dengan seni, ketika bersentuhan dengan objek A, secara alamiah ia akan bereaksi. Tari yang diciptakan oleh koreografer tidaklah berhasil diwujudkan tanpa adanya inspirasi. Inspirasi muncul berdasarkan tiga cara, yaitu:
1. melalui mata sebagai alat untuk melihat benda fisik;
2. melalui musik/bunyi sebagai rangsang audio terhadap tema/gerak;
3. melalui perasaan dan pikiran sebagai dorongan psikologis dan pengalaman batinnya

Jelaskan Tema Literer dan Tema Nonliterer sebagai Gagasan Tari Tunggal? 4.5 5 om Tuesday, 23 September 2014 Tema Literer sebagai Gagasan Tari Tunggal Pada sajian tari, akan sulit menangkap gambaran tariannya apabila hanya mengandalkan gerak sebagai...


No comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.