Apa Saja Peristiwa di Bumi yang berkaitan dengan Gejala Erosi

 on Sunday, 7 September 2014  

Berbeda dengan manusia primitif, yang menghubungkan berbagai bencana tersebut dikaitkan dengan tahayul, dan gejala mistis, maka saintis memandang gejala alam yang berupa bencana sebagai bagian dari upaya bumi untuk mendapatkan keseimbangannya. Misalnya gempa bumi yang terjadi ada hubungannya dengan pengubahan struktur lapisan bumi. Hal ini didasarkan pada teori bahwa saat terjadi gempa bumi terjadi pelepasan energi yang luar biasa besarnya. Pelepasan energi yang besar ini dirasakan sebagai goncangan yang hebat yang mampu merobahkan bangunan rumah, saran dan prasarana lainnya. Di balik peristiwa tersebut yang patut menjadi perhatian adalah apakah kita mampu untuk mengatasi dan mencari pemecahan terbaik dalam menghadapi gejala yang sama di kemudian hari. Sebagai gambaran, masyarakat Jepang yang sudah terbiasa menghadapi gejala gempa bumi, menganggap bahwa gejala tersebut dapat diatasi dengan teknologi. Pandangan inilah yang mendorong kemajuan di bidang teknologi bagi masyarakat Jepang.

Berbagai bencana di atas sebagian besar disebabkan oleh gaya yang berasal dari dalam bumi. Di sini peran gaya endogin dalam merusak sarana prasarana sangat besar, sehingga manusia berusaha mensiasati dalam perencanaan sarana dan prasarana dengan mempertimbangkan gejala yang penah dialaminya. Sebaliknya terdapat pula gejala yang disebabkan oleh gaya eksogen atau gaya yang berasal dari luar bumi, misalnya erosi, pengendapan, gejala pasang-surut lautan dan sebagainya. Terkait dengan bencana tersebut Cuvier (1830) mengungkapkan teori yang  disebut Catastropic Theory yakni teori tentang bencana alam secara rasional. Ia menyatakan bahwa gejala alam yang muncul dengan tiba-tibaakan menghasilkan bencana. Lyell (1930) dengan menggunakan pandangan Hieton menyatakan bahwa peristiwia yang terjadi sekarang atau produk gejala yang terjadi di bumi sekarang dapat dimanfaatkan untuk menerangkan peristiwa masa lalu. Dengan demikian masa sekarang sebagai kunci masa lalu. Pernyataan di atas memberikan wacana bahwa dengan adanya bencana alam, maka daerah yang banyak muncul gempa bumi perlu ada pengawasan yang cermat. Tujuannya adalah agar dapat memberikan informasi yang benar dan akurat dalam rangka menghadapi dan mengantisipasi bencana-bencana tersebut.

Bencana Tanah Longsor
Gejala tanah longsor merupakan pergerakan tanah dari daerah yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah. Longsoran yang berupa gerakan tanah ini disertai dengan campuran batu, kerikil dengan sejumlah massa tanah umumnya bergerak dari lereng gunung, atau pegunungan yang tanhanya labil jika terkena air hujan. Penyebab terjadinya gejala tanah longsor terutama karena peristiwa alam. Misalnya hujan yang deras pada daerah yang kondisi topografinya miring kondisi geologinya labil.

 Kondisi ini menjadi lebih parah manakala dipicu oleh perilaku
manusia yang tidak bertanggung jawab, menebangi pohon pelindung tanah di bukit atau puncak gunung atau pegunungan, membangun rumah di lereng pegunungna yang tanahnya labil, dan melakukan penimbunan material di lereng atau tebing. Perilaku yang demikian ini dapat menyebabkan kemampuan tanah menyerap air berkurang, tanah tebal menjadi lembek Dengan kondisi tanah yang tebal dan lembek, batu-batuan yang kurang kuat, maka dengan adanya hujan yang deras dapat menyebabkan getaran yang berakibat tanah longsor. Upaya mengatasi yang perlu dilakukan dalam rangka konservasi lahan dan menangani tanah yang gersang antara lain dengan menanam kembali tanah yang rusak. Kerusakan tanah akibat eksplorasi mineral yang tidak memperhatikan lingkungan dapat dihijaukan dengan tanamantanaman penahan angin dan menutup lahan yang gundul. Tujuannya adalah menghindarkan terjadinya erosi karena air maupun erosi angin.

Bencana Kekeringan
Musim kemarau yang panjang, yang dapat terjadi sepanjang tahun, atau dalam waktu tak menentu akan mengakibatkan bencana alam kekeringan. Dalam hal demikian ketersediaan air bagi hidup dan kehidupan sulit diperoleh. Di samping itu berbagai tingkah laku manusia yang mengekploitasi air secara berlebihan dapat menyebabkan bencana alam kekeringan menjadi semakin parah. Jadi bencana alam kekeringan ini dapat didefinisikan sebagai ketersediaan air tidak mencukupi untuk kebutuhan hidup dan kehidupan. Kekeringan yang disebabkan oleh berkurangnya curah hujan disebut kekeringan meteorologis, sedangkan kekeringan yang disebabkan oleh berkurangnya sumber daya air disiebut kekeringan hidrologis










Bencana Banjir
Banjir pada umumnya disebabkan oleh keadaan alam, cuaca dan ulah manusia. Pada saat pergantian bulan laut dapat mengalami gejala pasang. Apabila permukaan pantai rendah memungkinkan air laut ke darat. Apabila dapat dikendalikan maka dapat bermanfaat bagi manusia, namun bila tak dapat dikendalikan akan memunculkan banjir di daratan di musim kemarau. Pemecahan masalah teknis akan melibatkan penataan lingkungan dan penataan mental manusia. Banjir terjadi di musim penghujan. Apabila curah hujan tinggi, dapat mengakibatkan air tak tertampung di saluran irigasi. Di sampng itu banjir juga dapat terjadi akibat munculnya gejala pasang naik air laut yang secara tak langsung dapat meningkatkan frekuensi dan intensitas banjir di daratan. Pertumbuhan hunian di sepanjang daerah aliran sungai yang tak terkendali juga dapat menjadi penyebab daerah resapan menjadi berkurang. Kebiasan membuang sampah di saluran air dapat menyebabkan daya dukung saluran air berkurang sehingga sewaktu hujan muncul banjir. eklamasi pantai dan rawa-rawa yang terjadi di kota besar akan berakibat hilangnya daerah pantai dan rawa sebagai daerah penampung air. Akibatnya aliran air menjadi tak terkendali sehingga muncul banjir. Demikianlah banjir juga menjadi penyumbang terbesar bagi gejala erosi, sehingga perlu penanganan yang sebaikbaiknya. Berikut ini gambaran bencana banjir yang terjadi di tengah perkotaan.
Apa Saja Peristiwa di Bumi yang berkaitan dengan Gejala Erosi 4.5 5 om Sunday, 7 September 2014 Berbeda dengan manusia primitif, yang menghubungkan berbagai bencana tersebut dikaitkan dengan tahayul, dan gejala mistis, maka saintis mema...


No comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.